Minggu, 22 November 2009

TEKNOLOGIPENDIDIKAN

ASAS – ASAS MEDIA PENDIDIKAN


Media pendidikan merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan murid menerima dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan guru yang professional dan mampu menyelaraskan antara media pendidikan dan metode pendidikan.
Media pendidikan berkaitan dengan kemajuan suatu pendidikan meliputi :
1. Arti, fungsi dan nilai media pendidikan.
2. Tujuan pendidikan.
3. Psikologi belajar.
4. Pola media pendidikan.
Alat komunikasi selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan majunya ilmu pengetahuan.
Kaitannya dengan media pendidikan mempunyai fungsi yang besar di berbagai kehidupan, baik di kehidupan pendidikan maupun dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan seni kebudayaan.
Dalam kehidupan pendidikan media komunikasi memberikan kontribusi yang besar dalam kemajuan maupun peningkatan mutu di suatu lembaga pendidikan. Dengan memakai media tersebut anak didik akan mudah mencerna dan memahami suatu pelajaran. Dengan demikian melalui pendekatan ilmiah sistematis, dan rasional tujuan pendidikan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Jadi tugas media bukan sebagai sekedar mengkomunikasikan hubungan antara pengajar dan murid namun lebih dari itu media merupakan bagian integral yang saling berkaitan antara komponen satu dengan komponen yang lain yang saling berinteraksi dan mempengaruhi.

ARTI DAN FUNGSI MEDIA PENDIDIKAN

Secara harfiah media diartikan “perantara” atau “pengantar”. AECT (Association for Educational Communication and Technology) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi.
Robert Hanick dan kawan-kawan (1986) mendefinisikan media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan penerima (receiver) informasi.
Masih dalam sudut yang sama Kemp dan Dayton mengemukakan peran media dalam proses komunikasi sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan pesan dari pengirim (sender) kepada penerima pesan atau informasi (receiver).
Sedangkan Oemar Hamalik mendefinisikan, media sebagai teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media pembelajaran merupakan perantara atau alat untuk memudahkan proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau metodik dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah.

FUNGSI MEDIA PENDIDIKAN

a. Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru.
b. Memberikan pengalaman lebih nyata (abstrak menjadi kongkret).
c. Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya tidak membosankan).
d. Semua indera murid dapat diaktifkan.
e. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
f. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.

Dengan konsepsi semakin mantap fungsi media dalam kegiatan mengajar tidak lagi peraga dari guru melainkan pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa. Hal demikian pusat guru berpusat pada pengembangan dan pengolahan individu dan kegiatan belajar mengajar.
Sebagai seorang pendidik fungsi dan kemampuan media sangat penting artinya. Media merupakan integral dari sistem pembelajaran sebagai dasar kebijakan dalam pemilihan pengembanan, maupun pemanfaatan.


ALASAN MEDIA PEMBELAJARAN BERKENAAN DAPAT MEMPERTINGGI
PROSES BELAJAR SISWA

Pertama, berkenaan dengan manfaat media pembelajaran, sebagai berikut :
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motifasi belajar.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami dan dikuasai siswa.’
c.. Metode pengajaran akan lebih variasi, tidak semata-mata komunikasi verbal.
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga punya aktifitas lain seperti mengamati, merumuskan, melakukan dan mendemonstrasikan

Kedua, penggunaan media pembelajaran dapat mempertinggi proses dan hasil belajar yang berkenaan dengan taraf berfikir siswa secara sistematisasi.

Menurut Ensiclopedi of Educational Reseach, nilai atau manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir sehingga mengurangi verbalitas..
b. Memperbesar perhatian siswa.
c. Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar oleh karena itu pelajaran lebih mantap.
d. Memberikan pengalaman yang nyata.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.
f. Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu perkembangan bahasa.
g. Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh dengan cara yang lain.
h. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara guru dan murid.
i. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya secara realita dan teliti.
j. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar.


TUJUAN PENDIDIKAN

Pendidikan ditujukan untuk menghantarkan para siswa menuju pada perubahan tingkah laku. Perubahan itu tercermin baik dari segi intelek, moral maupun hubungannya dengan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut siswa dalam lingkungan sekolah akan dibimbing dan diarahkan oleh guru dan siswa berperan aktif.
Dalam Undang-Undang Sistem Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, disebutkan, bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak sertaperadaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Berdasarkan pada uraian di atas maka tujuan pendidikan adalah:
a. Memperbaiki mental, moral, budi pekerti memperkuat keyakinan agama.
b. Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan.
c. Membina atau memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat.
d. Membangun warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab

Sebagai seorang pendidik, perumusan tujuan pembelajaran merupakan suatu hal yang pokok sebelum melakukan kegiatan pengajaran. Untuk meneruskan tujuan yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Berorientasi pada kepentingan siswa, dengan bertitik tolak pada perubahan tingkah. Laku.
b. Dinyatakan pada kata kerja yang operasional artinya menunjukkan pada hasil perbuatan yang dapat diamati atau hasilnya dapat diukur dengan alat ukur tertentu.


PSIKOLOGI BELAJAR

Belajar dalam pengertian luas adalah dimana guru dan murid mengetahui pokok penting dari aspek-aspek perbuatan belajar. Pada umumnya, belajar dapat kita lihat dari dua jenis pandangan, yakni tradisional, yang menyatakan bahwa belajar adalah usaha memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. “Pengetahuan” memegang peranan penting dalam hiup manusia. Dalam pandangan modern, belajar adalah proses perubahan tingkah laku perekat interaksi dengan lingkungannya. Karena seseorang dalam hal ini dikatakan telah belajar jika ia telah memperoleh hasil, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku.
Para ahli psikologi pendidikan, merumuskan beberapa teori untuk mencapai suatu tujuan pelajaran, yaitu :
a. Teori psikologi daya atau formal discipline
Teori ini menekankan pada daya-daya yang dimiliki oleh anak yakni daya mengingat, daya mencipta, daya berfikir, daya perasaan dan kemauan. Yang penting dari teori ini menekankan faktor pembentukannya, bukan pada faktor materi yang digunakan.
b. Teori psikologi asosiasi.
Teori ini dikenal dengan sebutan S-R bond teory yakni teori stimulus response. Thomdike dengan S-R bond teory itu menyusun hukum-hukum belajar sebagai berikut:
1) hukum latihan atau prinsip use dan disuse. Apabila hubunan itus ering dilatih, ia akan lebih kuat.
2) Hukum pengaruh, hubungan itu akan diperkuat atau diperlemah tergantung pada kepuasan atau ketidak senangan yang berkenaan pada penggunaannya.
3) Hukum kesediaan atau kesiapan, apabila suatu ikatan untuk berbuat, perbuatan itu memberikan kepuasan, sebaliknya apabila idak siap akan menimbulkan ketidak senangan.
c. Belajar menurut psikologi gestalt
Menurut aliran ini, jiwa manusia adalah suatu keseluruhan yang berstruktur, unsur-unsur tersebut berada dalam keseluruhan menurut struktur tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain.
Implikasi teori tersebut terhadap belajar antara lain sebagai berikut:
1) Belajar dimulai dari keseluruhan.
2) Keseluruhan memberi makna pada bagian-bagian.
3) Individuasi bagian-bagian dari keseluruhan.
4) Anak belajar menggunakan pemahaman.
5) Belajar merupakan rangkaian reorganisasi pengalaman.
6) Hasil belajar meliputi semua aspek tingkah laku.
7) Anak yang belajar merupakan keseluruhan bukan belajar pada otaknya saja.

POLA MEDIA PENDIDIKAN
Sesuai dengan pemikiran di atas media pendidikan tidak terbatas pada alat-alat audiosisual yang dapat dilihat, didengar melainkan anak dapat melakukannya sendiri. Dalam hal ini maka tercakup pula di dalamnya pribadi dan tingkah laku guru. Secara menyeluruh, pola media pendidikan terdiri dari:
a. Bahan-bahan catatan atau membaca (suplementari materialis)
Misalnya buku, komik, koran, majalah, buletin, folder, perodikal dan pamflet dan lain-lain.
b. Alat-alat audiovisual, alat-alat yang tergolong ini seperti:
1) Media pendidikan tanpa proyeksi,
2) Media pendidikan pada tiga dimensi.
3) Media yang menggunakan teknik atau masinal.
c. Sumber-sumber masyarakat.
d. Kumpulan benda-benda.
e. Contoh-contoh kelakuan yang dicontoh oleh guru.




DAFTAR PUSTAKA

Agus Pribadi, Benni, Media Pendidikan, Univesitas Terbuka, Jakarta, 1996.
Asnawir, Media Pendidikan, Ciputat Pers, Jakarta, 2002.
Danim, Sudirman, Media Komunikasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 1995.
Hadi Miarso, Yusuf, Teknologi Komunikasi Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta, 1984.
Hamalik, Oemar, Media Pendikan, Alumni, Bandung, 1980.
Nasution, Teknologi Pendidikan, Jemars, Bandung, 1983.
Sudjana, Nana, Media Pendidikan, Sinar Baru, Bandung, 1990.
Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, RaSAIL, Semarang, 2005.

1 komentar:

  1. Artikel tentag Teknologi Pendidikan sangat menarik dan dapat menjadi inspirasi untuk meningkatkan metode mengajar menjadi lebih efektif dan lebih menarik, sehingga tujuan kegiatan belajar mengajar akan lebih mudah tercapai, kalau tidak keberatan bolehkah saya mengutip artikel ini, terima ksih sebelumnya

    BalasHapus